Nama Ilmiah :Spathodea campanulata P. Beauv.
Suku : Bignoniaceae
Nama Lain : African Tulip Tree
Asal Tumbuhan
Jenis ini berasal dari Afrika Tropis bagian Barat hingga ke wilayah Uganda dan Angola, kemudian diintroduksi ke Indonesia terutama wilayah Kepulauan Sunda Kecil.
Deskripsi
Habitus berupa pohon dengan tinggi hingga 20 meter. Pertumbuhan jenis tanaman ini dapat mencapai 2 meter setiap tahunnya. Daun majemuk menyirip berjumlah ganjil, helai daun berukuran 4-11 × 2,5-8 cm. Anak daunnya berbentuk bulat telur sampai bulat telur memanjang dengan urat-urat daun yang tampak jelas.. Daun-daun mudanya berwarna hijau perunggu dan berubah menjadi hijau tua mengkilat jika sudah dewasa. Bunga besar, kelopak seperti selundang yang membelah sepanjang satu sisi dan melengkung, panjang kelopak 4-7 cm dengan rambut rambut cokelat padat di permukaan luar. Bunga tersusun dalam tandan yang rapat dan terletak di ujung cabang. Setiap kuntum bunga mekar selama beberapa hari, akhirnya gugur dan digantikan oleh mekarnya kuntum bunga lain dari tandan yang sama. Ciri khas Spathodea adalah kelopak bunganya tetap menutup meskipun bunga sudah mekar. Mahkota bunga berwarna merah oranye berbentuk lonceng berukuran 9-13 cm dengan tepi keriting. Bunga tanaman ini kaya akan nektar, sehingga banyak dikunjungi oleh burung. Buah berbentuk kapsul, tegak dan tidak menggantung, panjangnya 15–20 cm, berwarna coklat tua, serta mengandung banyak biji. Biji pipih dengan sayap tepi yang transparan berukuran 2 × 2,7 cm.
Kecrutan dapat tumbuh secara alami pada ketinggian 0-1.000 mdpl. Tanaman ini dapat tumbuh hampir di segala jenis tanah asalkan memiliki drainase baik. Untuk mendukung proses pembungaan, diperlukan cahaya matahari yang cukup. Perbanyakan tanaman ini dapat dilakukan dengan biji.
Manfaat
Jenis ini banyak ditanam sebagai tanaman peneduh dan tanaman hias. Daun, bunga, dan kulit batang dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak sapi.
Status Konservasi:
Jenis ini tidak dilindungi mengingat populasinya masih cukup banyak di alam. Tanaman Spathodea/Kecrutan termasuk dalam kategori LC (Least Concern) atau beresiko rendah menurut IUCN Redlist ver 3.1.
Daftar Pustaka
Suprapto, A., S.M. Solihah, Yuzammi, dan M.B. Atmaja. 2016. Koleksi Kebun Raya Pucak Tumbuhan Bernilai Ekonomi. Jakarta: LIPI Press.