Nama Ilmiah :Manilkara kauki (L.) Dubard
Suku : Sapotaceae
Asal Tumbuhan
Jenis ini berasal dari Asia Pasifik dengan persebaran meliputi Kalimantan, Kamboja, Jawa, Kepulauan Sunda Kecil, Malaya, Maluku, Nugini, Filipina, Queensland, Sulawesi, Sumatera, Thailand, Vietnam.
Deskripsi:
Berhabitus pohon dengan tinggi mencapai 25 meter. Memiliki batang berdiameter hingga 100 cm, bercabang rendah, dengan kulit batang cokelat keabuan. Daun tunggal, tersusun spiral pada ujung dahan, bertangkai 1-3 cm dan tidak menebal. Helaian daun berbentuk bulat telur, pangkal tumpul atau runcing, ujung meruncing, tepi daun rata, membeledu putih, seperti sutera di bagian bawah daun. Bunga tersusun berkelompok pada ketiak daun, kuncup bunga membulat telur. Buah membulat telur atau membulat telur sungsang, ukuran kecil dengan panjang sekitar 3,7 cm. Buah berwarna cokelat kemerahan saat matang dan rasanya manis. Biji cokelat susu, menjorong atau membulat telur sungsang
.
Tanaman sawo kecik mampu tumbuh di sekitar pesisir pada jenis tanah yang berpasir dan berkarang dengan ketinggian hingga 350 mdpl. Tanaman ini juga dapat tumbuh di hutan-hutan, terutama di tempat yang terbuka/tidak ternaungi dengan jenis tanah regosol. Perbanyakan dapat dilakukan dengan biji maupun stek batang.
Manfaat
Secara ekologi, tanaman sawo kecik berperan sangat besar sebagai tanaman peneduh di perkotaan serta sebagai pohon perintis dan tanaman pemulih (tanaman reboisasi) pada areal-areal yang kurang subur dan kritis karena memiliki kemampuan beradaptasi pada lahan yang kurang subur. Kayunya banyak digunakan sebagai bahan bangunan, perabot rumah tangga, dan karya-karya seni seperti patung dan ukiran. Buah dapat dikonsumsi.
Status Konservasi:
Sawo kecik tidak termasuk jenis yang dilindungi menurut IUCN Redlist.
Daftar Pustaka
Lestari, R., S.M. Solihah, P. Aprilianti, S. Hartini, H. Wawangningrum, E.K.Agustin, Sahromi, A.R.U. Wibowo, S. Munawaroh, dan P.A. Permatasari. 2017. Koleksi Tumbuhan Buah Kebun Raya Katingan. Jakarta: LIPI Press.