Nama Ilmiah : Tectona grandis L.f.
Suku : Lamiaceae
Asal Tumbuhan
Jati memiliki sebaran alam yang cukup luas, mulai dari India, Myanmar, Laos, Kamboja, dan Thailand, kemudian jati diintroduksi ke Jawa. Dari Jawa, jati ditanam dan berkembang di pulau Kangenan, Madura, Sulawesi Tenggara, pulau Buton, pulau Muna, Bali, dan NTT.
Deskripsi
Pohon jati merupakan tumbuhan yang menggugurkan daunnya pada musim kemarau untuk mengurangi penguapan. Tumbuhan ini dapat tumbuh mencapai tinggi 30-35 m pada tanah yang bersolum tebal dan subur. T. grandis bertajuk membulat, batang silindris dan seringkali beralur. Kulit batang berwarna cokelat keabu-abuan dengan tebal 3 mm pada tanaman muda dan 05,-0,7 cm pada tanaman tua. Inti kayu berwarna cokelat muda hingga cokelat tua atau cokelat kemerahan, sedang bagian luar berwarna cokelat muda keputihan atau putih kekuningan. Daun bertipe tunggal, berbentuk elips hingga bulat telur, berukuran panjang 23-40 cm dan lebar 11-21 cm, bertangkai pendek, duduk daun berseling berhadapan. Daun muda berwarna cokelat kemerahan. Buah bertipe batu, berbulu halus dengan 4 ruang biji dan inti tebal. Jati adalah tumbuhan berumah satu. Bunga jati merupakan bunga majemuk yang terbentuk dalam malai bunga yang tumbuh terminal di ujung atau tepi cabang. Malai bunganya terdiri dari ratusan bunga kecil berukuran ± 1cm, berwarna putih dan berbulu halus. Bunga bersifat aktinomorfik, mahkota menyatu sebanyak 6-7 helai. bentuk bunga berkarang tersusun, seperti anak payung menggarpu. Jati berbunga pada awal musim hujan. Bunga jati hanya membuka selama 1 hari. Penyerbukan terutama dilakukan oleh serangga tetapi dapat pula terjadi dengan bantuan angin. Apabila tidak terjadi pembuahan, bunga akan gugur pada sore atau keesokan paginya.
Manfaat
Jati dikenal karena kualitas dan kegunaan kayunya. Kayu jati sangat baik digunakan untuk kayu bahan bangunan dan furnitur (daun pintu, daun jendela, lemari). Di Indonesia kayu jati sejak dahulu dimanfaatkan untuk bahan bangunan rumah, jembatan, kapal kayu, dan perahu. Daun jati dapat digunakan sebagai pembungkus makanan maupun sebagai pewarna alami. Ranting jati biasanya dimanfaatkan sebagai kayu bakar. Sedangkan akarnya digunakan sebagai bahan baku kerajinan.
Status Konservasi
T. grandis belum terevaluasi dalam assesment IUCN Redlist. Spesies ini tidak termasuk dalam kategori dilindungi karena jumlahnya yang masih cukup banyak di alam.
Daftar Pustaka
Fauzi, M.A., T.M. Hasna, D. Setiadi, dan H.A. Adinugraha. 2020. Variasi Morfologi Empat Spesies Jati (Tectona sp.) di Asia Tenggara : Potensi Pemuliaan Pohon dan Bioteknologinya. Biota : Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Hayati, Vol. 5 (2) : 115-123.
Lamanda, S.A. 2018. Analisis Morfofisiologis Jati (Tectona grandis Linn.f.). Makasar : Program Studi Kehutanan Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin.