Nama Ilmiah : Pinus merkusii Jungh. & de Vriese
Suku : Pinaceae
Asal Tumbuhan
Pinus merkusii Jungh. & de Vriese merupakan tumbuhan asli Indonesia (Sumatera), dengan sebaran alami hingga ke Asia Tenggara antara lain Laos, Kamboja, Thailand, Vietnam, dan Filipina.
Deskripsi
Pinus merkusii dapat tumbuh pada daerah ketinggian 200-2.000 mdpl, dengan curah hujan antara 1.200-3.000 mm/tahun. Pinus dapat mencapai tinggi 20-40 meter dengan diameter hingga 100 cm. Perakaran tunggang, memiliki akar lembaga yang akan terus tumbuh menjadi akar pokok yang bercabang–cabang dan menjadi akar–akar yang lebih kecil. Batang berbentuk membulat/silinder dengan tajuk tanaman muda menyerupai piramida yang akan menyebar dan rata ketika sudah tua. Pertumbuhan batang tegak lurus ke atas, tipe percabangan monopodial. Kulit batang berwarna cokelat kelabu hingga cokelat tua, tidak mengelupas dan memiliki permukaan yang beralur lebar serta dalam (seperti retak-retak). Daun pinus berwana hijau, majemuk, dan berbentuk jarum (acicularis) dengan ujung meruncing berukuran 10-20 cm. Bunga termasuk ke dalam bunga berkelamin tunggal. Bunga jantan berbentuk silindris dengan panjang sekitar 2-4 cm. Sedangkan bunga betina memiliki bentuk kerucut, ujungnya runcing, memiliki sisik, berwarna cokelat, serta terletak di sepertiga bagian atas tajuk terutama di ujung dahan. Bunga pinus ini pada umumnya berwarna kuning ketika muda dan berwarna kecokelatan ketika sudah tua. Biji pinus berbentuk bulat telur dengan panjang 6-7 mm.
Manfaat
Pinus dimanfaatkan kayunya sebagai bahan bangunan, lantai, mebel, korek api, dan pulp. Getah/ resinnya dapat digunakan sebagai bahan pembuatan perekat, cat dan bahan campuran kosmetik. Bunga pinus kering juga banyak dimanfaatkan untuk kerajinan tangan.
Status Konservasi
Jumlah jenis ini terus mengalami penurunan. Pinus/Tusam digolongkan kedalam kategori Vulnerable B2ab menurut IUCN Redlist ver 3.1.
Daftar Pustaka
Hidayat, S., R. Cahyaningsih, D. Safarinanugraha, I.A. Fijridiyanto, dan I.D. Karyantara. 2016. Jalur Wisata Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bogor. Jakarta: LIPI Press.