Nama Ilmiah :Persea Americana Mill.
Suku : Lauraceae
Asal Tumbuhan
Jenis ini berasal dari Negara Mexico, kemudian diintroduksi ke Asia Tenggara termasuk Indonesia.
Deskripsi
Tanaman alpukat berupa pohon dengan ketinggian 3-10 m, ranting tegak dan berambut halus, daun bentuk bulat telur atau corong. Daun muda berwarna kemerahan dan memiliki bulu daun, sedangkan daun yang sudah tua berwarna hijau dan halus mengkilap. Bunga berupa malai dan terletak di dekat ujung ranting, bunganya berjumlah banyak dan berdiameter 1-1,5 cm, berwarna kekuningan, berbulu halus dan benang sari dalam 4 karangan. Buah berbentuk bola lampu sampai bulat telur, berwarna hijau kekuningan berbintik ungu, halus, dan harum. Biji berbentuk bulat seperti bola dan berjumlah 1 dalam setiap buah.
Tanaman alpukat dapat tumbuh dengan baik di dataran rendah, namun akan menghasilkan buah yang lebih memuaskan apabila ditanam pada ketinggian 200 – 1.000 mdpl. Dapat hidup pada iklim tropik dan subtropik yang memiliki curah hujan tinggi. Suhu optimal pertumbuhan alpukat antara 12,80–28,30˚C. Curah hujan minimum untuk pertumbuhan 750–1000 mm/tahun. Tanaman alpukat memerlukan tanah gembur, tidak mudah tergenang air, subur dan banyak mengandung bahan organik. Jenis tanah yang baik untuk pertumbuhan alpukat adalah jenis tanah lempung berpasir (sandy loam), lempung liat (clay loam) dan lempung endapan (aluvial loam). Keasaman (pH) tanah yang baik untuk pertumbuhan alpukat berkisar antara 5,6-6,4.
Manfaat
Bagian tanaman alpukat yang banyak dimanfaatkan adalah buahnya untuk dikonsumsi langsung maupun diolah menjadi berbagai olahan makanan dan minuman. Manfaat lain dari daging buah alpukat adalah untuk bahan dasar kosmetik. Bagian lain yang dapat dimanfaatkan adalah daunnya yang muda sebagai obat tradisional (obat batu ginjal dan rematik).
Status Konservasi
Alpukat telah banyak dibudidayakan oleh masyarakat sehingga populasinya stabil. Status konservasinya menurut IUCN Redlist adalah Least Concern atau tingkat resiko rendah.
Daftar Pustaka
Pramudito. 2018. ”Efektivitas Penambahan Hormon Auksin (IBA) dan Sitokinin (BAP) terhadap Sambung Pucuk Alpukat (Persea americana Mill.)”. Skripsi. Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro Semarang.